TENAGA PENGAJAR
Sistem Penyediaan Guru Dibenahi
Kompas Cetak, 23 November 2016
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah persoalan ketidakmerataan distribusi guru yang belum teratasi hingga sekarang, Indonesia terancam menghadapi persoalan serius lainnya terkait tenaga pengajar. Dalam kurun 2016- 2020, diproyeksikan ada 316.535 guru tetap akan pensiun, sementara penyediaan guru baru yang bersertifikat atau sesuai Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen hanya 3.000-5.000 orang per tahun. Artinya, pada 2016-2020, maksimal hanya sekitar 25.000 guru tetap yang bisa disediakan pemerintah.
Guru tetap (guru pegawai negeri sipil dan guru tetap yayasan) merupakan komponen sangat penting. Namun, selama ini, problem kekurangan guru tetap itu diatasi dengan mengangkat guru honorer. Lama-kelamaan, secara makro, jumlah guru di Indonesia melampaui kebutuhan, yakni kelebihan 155.408 orang. Namun, jika dilihat lebih mikro, terjadi kekurangan guru tetap yang merupakan komponen krusial proses pendidikan.
Berdasarkan Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK terjadi kekurangan guru tetap sebanyak 550.604 orang. Khusus untuk guru produktif SMK, ada defisit sekitar 91.000 orang.
Mengingat kebutuhan akan guru tetap yang tinggi itu, Paristiyanti Nurwardani, Direktur Pembelajaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, di Jakarta, Selasa (22/11), menilai, peranan institusi pendidikan guru menjadi sangat penting. "Guru sudah menjadi profesi seperti halnya dokter sehingga perlu ada penataan pendidikan guru agar benar-benar dihasilkan tenaga pengajar yang berkualitas," ujarnya.
Lembaga pendidikan guru ini harus mampu menyediakan tenaga pengajar dalam jumlah cukup besar yang berkualitas. Menurut Paristiyanti, berdasarkan informasi dari Kemdikbud, selaku pengguna lulusan perguruan tinggi penghasil calon guru, kebutuhan tenaga pengajar berkisar 40.000-60.000 orang per tahun.
Perencanaan detail
Dalam situasi tersebut, Ketua Perkumpulan Lembaga Penyelenggara Pendidikan Guru Indonesia Djaali mendesak pemerintah untuk segera membuat perencanaan detail kebutuhan guru per bidang studi dan per wilayah. Dengan perencanaan ini, penyediaan guru profesional yang dilakukan oleh lembaga pendidik tenaga kependidikan dapat berjalan terarah.
"Kita harus bergerak cepat menyiapkan guru bermutu agar terwujud pendidikan berkualitas guna meningkatkan daya saing bangsa," tutur Djaali yang juga Rektor Universitas Negeri Jakarta dan Ketua Asosiasi Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK).
Menurut dia, LPTK saat ini meliputi 12 perguruan tinggi eks IKIP, 30 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di PTN, serta 380 perguruan tinggi swasta. Mereka semua harus bisa memastikan kualitas pendidikan guru, apalagi pemerintah sedang menyiapkan standar nasional pendidikan guru (SNPG).
Dengan standar tersebut, guru harus lulusan S-1 kependidikan/nonkependidikan yang diseleksi untuk mengikuti pendidikan profesi guru (PPG) selama satu tahun. Menurut Djaali, LPTK yang hanya sedikit dari lulusannya yang bisa mengikuti PPG lama-kelamaan akan ditinggal masyarakat.
Langsung bekerja
Meski sejak 2005 ditetapkan pengangkatan guru baru harus lulusan PPG, saat ini sekolah masih bisa langsung merekrut lulusan S-1 untuk menjadi guru.
Paristiyanti mengatakan, sejak 2011, pemerintah menguji coba model-model pendidikan guru. Semula, penyelenggaraan PPG didanai dengan sistem beasiswa. Namun, mulai 2017, akan diterapkan model PPG mandiri.
Menurut dia, proses pendidikan untuk menjadi guru profesional dibuat ketat guna menjamin dihasilkannya tenaga pengajar yang memiliki kompetensi akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial.
Paristiyanti mengatakan, lulusan SMA/SMK yang melanjutkan studi ke LPTK nantinya tidak otomatis menjadi guru. Setelah lulus LPTK, mereka bersaing untuk mengikuti PPG mandiri. Ada seleksi tulis serta seleksi bakat dan minat.
Seusai lulus PPG, calon guru magang di sekolah selama satu tahun. Setelah itu, ia mengikuti ujian tulis nasional secara daring (online). Batas nilai kelulusan ditetapkan minimal 65. (ELN)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 November 2016, di halaman 1 dengan judul "Sistem Penyediaan Guru Dibenahi".
__._,_.___
Posted by: Dhitta Puti Sarasvati <dputi131@gmail.com>
| Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Have you tried the highest rated email app?
With 4.5 stars in iTunes, the Yahoo Mail app is the highest rated email app on the market. What are you waiting for? Now you can access all your inboxes (Gmail, Outlook, AOL and more) in one place. Never delete an email again with 1000GB of free cloud storage.
---------- http://groups.yahoo.com/group/cfbe ----------
Arsip Milis: http://groups.yahoo.com/group/cfbe/messages
Website: http://www.cbe.or.id
Hanya menerima daily digest: cfbe-digest@yahoogroups.com
Tidak menerima email: cfbe-nomail@yahoogroups.com
Kembali ke normal: cfbe-normal@yahoogroups.com
Berhenti berlangganan: cfbe-unsubscribe@yahoogroups.com
----------------- cfbe@yahoogroups.com -----------------
Arsip Milis: http://groups.yahoo.com/group/cfbe/messages
Website: http://www.cbe.or.id
Hanya menerima daily digest: cfbe-digest@yahoogroups.com
Tidak menerima email: cfbe-nomail@yahoogroups.com
Kembali ke normal: cfbe-normal@yahoogroups.com
Berhenti berlangganan: cfbe-unsubscribe@yahoogroups.com
----------------- cfbe@yahoogroups.com -----------------
.
__,_._,___
0 komentar:
Posting Komentar