Home » » [cfbe] KEPEDULIAN SOSIAL Mendorong Anak Telantar untuk Sekolah (Oleh: Runik Sri Astuti)

[cfbe] KEPEDULIAN SOSIAL Mendorong Anak Telantar untuk Sekolah (Oleh: Runik Sri Astuti)

Written By Celoteh Remaja on Kamis, 13 Oktober 2016 | 11.27

 

KEPEDULIAN SOSIAL

Mendorong Anak Telantar untuk Sekolah

Anak telantar adalah bagian dari masalah sosial di kota besar. Namun, di Surabaya, Jawa Timur, persoalan tersebut bisa ditangani mahasiswa yang tergabung dalam program Campus Social Responsibility.

Azan maghrib berkumandang saat Isnaini (20) tiba di rumah adik asuhnya, Kirana Wulandari (8), di rumah berukuran 3,5 meter x 14 meter di bantaran sungai di Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan. Sesampainya di rumah yang baru dipugar lewat program bedah rumah keluarga miskin Pemerintah Kota Surabaya, Isnaini segera mengajak Kirana didampingi ibunya, Mukholifah, belajar menulis dan membaca.

Ayah Kirana, Muhammad Kadir, sedang bekerja sebagai pembawa acara sebuah grup orkes dangdut yang bermarkas di kawasan Pasar Turi.

Isnaini adalah mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan Tata Busana Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya. Ia menjadi sukarelawan program CSR 2016. Program ini digagas Dinas Sosial Kota Surabaya tahun 2014. Program ini bertujuan menyelamatkan anak telantar dan putus sekolah lewat pendampingan mahasiswa.

Singkat cerita, Isnaini menjadi kakak asuh bagi Kirana yang tidak sekolah karena tak punya akta lahir dan biaya. Kadir memiliki enam anak, tiga anak terakhirnya, yakni Zaki, Dewi, dan Kirana, hanya bisa menikmati pendidikan SD.

Zaki yang seumuran anak SMA hanya lulus SD. Dewi yang seharusnya saat ini duduk di bangku SMP hanya sekolah sampai kelas III SD. Adapun Kirana yang seharusnya SD tidak sekolah. "Saat awal bertemu, saya membujuk Kirana agar mau sekolah. Namun, ia mengaku minder dengan teman-temannya," ujar Isnaini.

Setelah didekati dan keluarganya diajak bicara, Kirana akhirnya mau sekolah di SDN Gundih. Mahasiswa yang bercita-cita menjadi pengajar ini menggunakan uang pribadinya untuk membeli tas dan buku yang diimpikan Kirana.

Ia juga membantu menguruskan akta lahir dan mencarikan biaya sekolah. Namun, karena biayanya besar, Isnaini bersama sukarelawan CSR lain membuat permohonan bantuan sosial ke perusahaan swasta karena butuh biaya pendidikan sekitar Rp 2 juta per anak per tahun.

Pada hari yang sama, di sebuah rumah di Bubutan, Rizky Muftigendhis (21), mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), tengah mendorong sepeda motornya. Koordinator sukarelawan CSR untuk kampus ITATS itu berjalan menyusuri gang menuju rumah adik asuhnya, Kharis Ahaddin (16).

Gendhis, sapaan akrabnya, terus membujuk Kharis karena tak kunjung mengikuti Program Kegiatan Belajar Masyarakat Kejar Paket B (setara SMP). Alasannya, ia sibuk kerja dan bermain musik patrol. Bersama Isnaini, Gendhis berupaya agar Kharis mendapat bantuan biaya pendidikan.

Ia juga tengah mengupayakan agar Moeslimin, ayah Kharis, mendapat bantuan rombong untuk membuka warung kopi. Moeslimin saat ini membuka usaha sablon kecil-kecilan di rumah. Hasilnya tak cukup untuk menghidupi empat dari lima anaknya. Satu anaknya sudah berumah tangga.

Kharis dulu tak tamat SD. Ia lalu menjadi adik asuh program CSR 2015 dan sudah lulus Kejar Paket A (setara SD). Sekarang, ia diasuh Gendhis agar bisa menamatkan Kejar Paket B. Setiap pagi Kharis kerja di pabrik kasur hingga sore. Setelah itu, Kharis latihan musik atau mendapat undangan manggung.

Dilematis

Gendhis sangat ingin menjemput Kharis setiap hari agar mau sekolah. Namun, ia harus kuliah malam karena paginya kerja paruh waktu di bagian administrasi kampus. Kakaknya yang membiayai kuliah kena pemutusan hubungan kerja. Sejak itu, gadis asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tersebut berjuang sendiri.

Gendhis tak hanya bekerja demi biaya kuliah, tetapi juga agar ia bisa membayar sewa kamar dan makan. Yang luar biasa, di tengah masalah pribadinya yang tak kalah pelik, semangat Gendhis untuk membantu sesama tetap membara.

"Sebagai anak yang berasal dari keluarga tak mampu, saya tahu susahnya hidup," katanya.

Motivasi Isnaini jadi sukarelawan CSR juga sangat menyentuh hati. Ia ingin mengentaskan masyarakat dari kemiskinan melalui pendidikan. Isnaini sendiri lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya tukang becak dan ibunya penjual kelontong.

Sejak duduk di SMK Buduran, Kabupaten Sidoarjo, ia membuka jasa menjahit. Hasilnya dipakai untuk biaya kuliah dan meringankan orangtua.

Menurut Direktur Program CSR Dinsos Kota Surabaya Atiyun Najah Indhira, jumlah peserta CSR sebanyak 280 mahasiswa dari 23 perguruan tinggi (PT) di Surabaya. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu sebanyak 265 mahasiswa dari 21 PT. Tahun 2014, sebanyak 215 mahasiswa dari 19 PT.

"Sebelum terjun, mereka mendapat bimbingan pembentukan karakter dengan materi berupa keterampilan menjadi orangtua, kesehatan reproduksi dan pengasuhan anak, psikologi anak, serta manajemen waktu," tutur Atiyun.

Alasan melibatkan mahasiswa karena mereka masih idealis. Jiwa-jiwa idealis ini perlu dipupuk dengan kegiatan positif dan inovatif. CSR menjadi ajang belajar memecahkan masalah secara riil. Satu mahasiswa punya satu adik asuh. Sebelum ada kegiatan, jumlah anak dengan masalah sosial tinggi. Jumlah anak telantar pada awal 2014 mencapai 430 orang. Sebanyak 215 anak diasuh dan 107 di antaranya kembali ke sekolah.

"Pada 2015, anak telantar yang diasuh meningkat jadi 234 orang. Namun, yang kembali sekolah 99 orang. Saat ini jumlah anak asuh kembali naik jadi 285 orang dan 229 anak diajak kembali sekolah," ujarnya.

Program CSR telah membuktikan mahasiswa tak hanya jago bicara, tetapi juga hebat bekerja dan punya kepedulian tinggi kepada sesama.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Oktober 2016, di halaman 1 dengan judul "Mendorong Anak Telantar untuk Sekolah".

__._,_.___

Posted by: Dhitta Puti Sarasvati <dputi131@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

Have you tried the highest rated email app?
With 4.5 stars in iTunes, the Yahoo Mail app is the highest rated email app on the market. What are you waiting for? Now you can access all your inboxes (Gmail, Outlook, AOL and more) in one place. Never delete an email again with 1000GB of free cloud storage.

---------- http://groups.yahoo.com/group/cfbe ----------
Arsip Milis: http://groups.yahoo.com/group/cfbe/messages
Website: http://www.cbe.or.id

Hanya menerima daily digest: cfbe-digest@yahoogroups.com
Tidak menerima email: cfbe-nomail@yahoogroups.com
Kembali ke normal: cfbe-normal@yahoogroups.com
Berhenti berlangganan: cfbe-unsubscribe@yahoogroups.com
----------------- cfbe@yahoogroups.com -----------------

.

__,_._,___
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kumpulan Milis Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger