Dear Edo, Aldo, Ibu Nadia dan teman-teman di UNAIDS,
Kalau saya boleh usul, mungkin yang feasible, interesting, relevant
adalah hanya jawaban terhadap pertanyaan: "Apakah WPS tersebut memang
berhenti atau tetap sebagai WPS tetapi hanya pindah saja"
Kalau meneliti dampak, saya rasa tidak feasible dalam waktu pendek.
Misalnya, saya rasa tidaklah dalam waktu pendek maka infeksi HIV pada
ibu rumahtangga langsung melonjak.
Mengetahui prevalensi HIV pada WPS juga akan tidak feasible karena sudah
"gelap gulita" ... kan mereka sudah cerai-berai. Dimana mau diambil
darahnya untuk test HIV?
Pola penularan heteroseksual juga bukan lagi menjadi research question
karena telah amat jelas, yaitu: "WPS sebagai epicentrum, lalu ke
laki-laki pelanggan, lalu ke ibu rumahtangga, lalu ke bayi-bayi yang
dikandung".
Untuk menjawab pertanyaan diatas mungkin bisa dilakukan mapping dengan
contact tracing. Ini lebih cepat dibanding dengan cara snawballing
karena kini sudah era mobile phone. Beda dengan tahun 1990 dulu.
Nanti kan bisa melakukan contact tracing secara sampling dari nomer HP
yang telah dicatat.
Bagus sekali, saat ini sebelum mereka cerai-berai dicatat dulu nomer
HP-nya atau alamat/kontak orang terdekat mereka sebab amat sering WPS
ganti nomer HP. Biasanya mereka selalu update nomer HP pada orang
terdekatnya (adik, kakak, ibu, anak, dll).
Nama dan alamat orang terdekat mereka juga harus segera dicatat sebelum
mereka cerai-berai.
Kami di Bali mempunyai data base nomer HP semua WPS yang pernah datang
ke klinik kami atau yang pernah dijangkau oleh petugas lapangan. Dalam 6
bulan, sekitar 40% nomer HP-nya berubah dan tidak lagi bisa dikontak.
Sebenarnya amat mudah melakukan penelitian ini asalkan punya nomer
kontaknya dan dilakukan contact tracing sekitar 1-2 bulan setelah
cerai-berai.
Salam,
Wirawan
Aditya Wardhana gawardhana@gmail.com [aids-ina] wrote:
>
> Dear Ibu Nadia dan Prof Wirawan,
>
> Kemarin saya mendengar dari Aldo jika OPSI akan mengadakan studi
> dampak pembubaran lokalisasi Dolly ini terhadap program dibantu oleh
> UNAIDS.
> Mungkin masukan Prof Wirawan nanti bisa kita sampaikan ke OPSI dan
> UNAIDS karena siapa tahu bisa diakomodir dalam study mereka.
>
> Salam,
> Edo
>
> From: aids-ina <aids-ina@yahoogroups.com>
> Reply-To: aids-ina <aids-ina@yahoogroups.com>
> Date: Thu, 22 May 2014 10:26:39 +0800
> To: Nadia Wiweko <nadiawiweko@gmail.com>
> Cc: Adi Sasongko <adi.sasongko@gmail.com>, aids-ina
> <aids-ina@yahoogroups.com>, Kemal Siregar
> <kemal.siregar@aidsindonesia.or.id>, Sophiati Sutjahjani
> <sophiati.sutjahjani@gmail.com>, Surya Anaya <iamdogi@gmail.com>,
> Fonny s <fonny@aidsindonesia.or.id>, Tuti Merati
> <tutiparwati@yahoo.com>, <kesmas-unud@yahoogroups.com>, Abby Ruddick
> <aruddick@hcpi.or.id>, <sukanataiketut@yahoo.co.id>, Tri Indarti
> <indarti66@gmail.com>, <ekaputraibg@yahoo.com>, Slamet Basir
> <slamet_basir@yahoo.com>, Yuni Ambara <yuniambara@kpapbali.org>, dr
> Agus <gdeagussuryadinata@gmail.com>, <kerti_praja@yahoogroups.com>,
> Made Suprapta <deprap@kpapbali.org>, Menkes RI <menkes@cbn.net.id>,
> <doctjand@indosat.blackberry.com>, <panli_kemenkesri2013@yahoo.com>,
> Agus Purwadianto <aguspurwadianto@yahoo.com>
> Subject: [aids-ina] Epidemi HIV/AIDS menjadi gelap gulita
>
>
>
> Yth: Dr. Nadia,
>
> Bu, selain di Surabaya, di Jakarta bisa dilakukan mapping sekarang.
> Mungkin Yayasan Kusuma Buana (Pak Adi Sasongko) atau teman lain di
> Jakarta tertarik melakukan mapping. Kemana saja pindah yang ex Keramat
> Tunggak. Cuma pembubarannya sudah agak lama sehingga lebih sukar.
>
> Saya sudah melakukan mapping di Bali. Saya menjumpai amat banyak yang
> pindah ke Bali tetapi di warung, salon, cafe dan karaoke.
>
> Saya baru saja selesai melakukan mapping di Denpasar dan Badung dan
> kami
> menemukan lebih dari 200 salon/cafe/warung/karaoke/panti pijat di
> Denpasar dan Badung. Ini baru Denpasar dan Badung. Mereka sampai ke
> desa-desa. Satu cafe bisa ada 200 "waitress"
>
> Ini ibaratnya "melempar kulit pisang ke rumah tetangga" ....
>
> Surabaya, Banyuwangi, dll, kelihatan "bersih", tetapi pindah "ke bawah
> jalan" di Bali.
>
> Beban yang amat berat bagi kami di Bali.
>
> Tampaknya kita memang memerlukan "John Spartan" Bu Nadia.
>
> Salam,
> Wirawan
>
> nadiawiweko@gmail.com wrote:
> >
> > Yth prof Wirawan,
> > Mgkn kalau dilakukan mapping kemana wps tsbt berpindah misalnya yg
> surabaya mgkn akan menjadi alat advokasi yg sangat baik, kalau boleh
> ada yg menyiapkan proposal terkait study ini akan sangat baik skl, nti
> kita cb mencari sumber pendanaannya ya prof
> > Tksatas sarannya prof
> > Nadia
> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
> >
> > -----Original Message-----
> > From: "D.N. Wirawan" <ykpdps@dps.centrin.net.id>
> > Date: Thu, 22 May 2014 09:09:59
> >
> > Subject: Epidemi HIV/AIDS menjadi gelap gulita
> >
> > Dear teman-teman,
> >
> > Ini bisa diamati dengan amat mudah. Cara pertama, adalah mengamati
> > perpindahan WPS yang tadinya di Dolly atau di Jarak. Ini dengan
> mudah
> > bisa dilakukan oleh LSM yang sekarang melakukan kegiatan outreach di
> > sana.
> >
> > Biasanya, petugas outreach mempunyai nomer HP para WPS yang
> didampingi.
> >
> > Dengan mudah kirim SMS kepada mereka, kemana saja mereka pindah.
> >
> > Cara diatas adalah untuk membuktikan apakah mereka berhenti sebagai
> WPS
> > atau hanya pindah ke rumah-rumah kos, warung-warung, cafe-cafe,
> panti
> > pijat, jalan-jalan, dll, dll.
> >
> > Bila ternyata mereka pindah menyebar ke rumah-rumah kos atau ke
> jalanan,
> > maka kontak face to face dengan mereka sudah tidak memungkinkan
> lagi.
> >
> > Akibatnya: tidak mungkin lagi untuk melakukan VCT pada mereka. Tidak
> > mungkin lagi untuk memberikan pelatihan negosiasi kondom pada
> mereka.
> > Tidak mungkin lagi melakukan pertemuan KDS pada mereka. Tidak
> mungkin
> > lagi memberikan pelatihan positive prevention pada mereka. Tidak
> mungkin
> > lagi memberikan ARV dini kepada mereka. Tidak mungkin lagi melakukan
> > surveilans IMS dan HIV kepada mereka.
> >
> > Epidemi HIV/AIDS menjadi gelap gulita, padahal mayoritas penularan
> saat
> > ini adalah melalui heteroseksual dengan epicentrum pada WPS.
> >
> > Dampaknya pada peningkatan kasus HIV/AIDS pada ibu rumahtangga juga
> > dengan mudah bisa dilihat melalui program PPIA (test HIV pada ibu
> hamil)
> > dan pada peningkatan kasus-kasus HIV/AIDS di rumah-rumah sakit.
> >
> > Memang nyaman bila kelihatan "bersih secara fisik", taman-taman yang
> > indah, jalan yang rapi, tetapi bencana HIV/AIDS berada di depan mata
> > kita.
> >
> > Melihat fenomena ini, saya teringat dengan film Â"Demolition ManÂ"
> dengan
> > pemain Sylvester Stallone sebagai John Spartan dengan Sandra
> Bullock,
> > .... seperti sorga diatas, dan penuh dengan gembel dan tikus di
> > lorong-lorong bawah jalan.
> >
> > Sebenarnya Pemerintah Pusat bisa melakukan pembuktian (mencari
> evidence)
> > di kota-kota lain (selain Surabaya), dengan research question:
> "Apakah
> > WPS yang yang telah digusur memang berhenti menjadi WPS atau pindah
> > tempat saja". Ini bisa diteliti di Jakarta (atau kota-kota lain)
> setelah
> > Keramat Tunggak dibubarkan.
> >
> > Cuma, kemungkinan Kemenkes dan KPAN kalah oleh lembaga lain terutama
> > dengan Kementerian Sosial dan Kementrian lainnya. Namun, pembuktian
> di
> > Jakarta bisa dilakukan oleh peneliti di lembaga penelitian atau
> > perguruan tinggi.
> >
> > Atau kita mungkin menunggu Presiden yang baru, entah bagaimana
> pandangan
> > beliau nantinya, apakah berpadangan "bersih yang semu" atau malah
> tidak
> > mempunyai padangan apapun terhadap masalah HIV/AIDS, atau akan
> menjadi
> > John Spartan ................
> >
> > Salam,
> > Wirawan
> > Yayasan Kerti Praja
> > Denpasar, Bali
> >
> >
> > > Dear rekan,
> > > Adakah yg mengamati / meneliti kasus-kasus penutupan
> lokasi/lokalisasi
> > > dimasing-masing wilayah memiliki dampak peningkatan prevalensi
> pada
> > > ibu rumah tangga?
> > > Atau peningkatan kasus baru/prevalensi pada pekerja seks diwilayah
> > > sekitar lokasi penutupan? Mungkin itu bisa kita jadikan bahan
> advokasi
> > > bersama.
> > >
> > > Salam
> > >
> > > Yusuf Kusumo N
> > > +62 81642 73868
> > > +62 81804223349
>
Posted by: "D.N. Wirawan" <ykpdps@dps.centrin.net.id>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (4) |
0 komentar:
Posting Komentar