Home » » [cfbe] MEMBANGUN BUDAYA LITERASI

[cfbe] MEMBANGUN BUDAYA LITERASI

Written By Celoteh Remaja on Kamis, 18 Desember 2014 | 14.36

MEMBANGUN BUDAYA LITERASI
Suparlan Basir
***

Books are great meals for the mind!

(Jen Selinsky)


Reading is the heart of education

(Farr)


***


Sejarah umat manusia ini telah memasuki empat era sejarah. Pertama, era food grathering atau budaya mengumpulkan bahan makanan. Semakin berkurang bahan makanan yang tersedia di alam, manusia dipaksa untuk berusaha untuk menanam sendiri yang lebih banyak menghasilkan bahan makanan yang tersedia. Itulah sebabnya lahir era yang disebut dengan green revolution, yang telah melahirkan mata pencaharian dalam bidang pertanian. Ketiga, pertumbuhan penduduk yang demikian pesat menyebabkan manusia memerlukan mesin-mesin atau industri yang dapat menghasilkan berbagai produk dengan berlipat ganda untuk memenuhi pelbagai kebutuhan manusia. Oleh karena itu lahirlah era revolusi idustri (industrial revolution). Dan terakhir, lahirlah era yang disebut sebagai era teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan era kehidupan manusia tersebut ditandai adanya perubahan budaya "ngrumpi" menjadi budaya literasi.

Tragedi Nol Buku Dalam Pendidikan di Indonesia

Pada hari Ahad tanggal 14 Desember 2014 saya memperoleh kiriman buku berjudul The Rise of Literracy. Buku yang cantik ini buah pena Satria Dharma, ketua IGI (Ikatan Guru Indonesia), dan mantan guru Bahasa Inggris Sekolah International Bontang, Ketua Dewan Pendidikan Kota Balikpapan. Kini beliau memiliki lembaga pendidikan di beberapa tempat seperti STIKOM di Bali, Balikpapan, Surabaya, dan Bandung. Sesui dengan latar belakang penulisnya, buku ini tentu saja membahas tentang pelbagai ragam masalah guru dan pendidikan di tanah air. Salah satu topik menarik yang akan dibahas dalam tulisan singkat ini adalah tentang membangun budaya literasi. Buku ini telah menunjukkan data yang menunjukkan rendahnya budaya literasi di tanah air, yakni tulisan berjudul Tragedi Nol Buku: Tragedi di Dunia Pendidikan Indonesia, karya Taufik Ismail, sastrawan senior yang pernah kita miliki. Taufik Ismail menyatakan bahwa selama 63 tahun kemerdekaan, kurikulum pendidikan di Indonesia belum pernah ada usaha untuk membangun budaya literasi di semua lembaga pendidikan. Apakah buktinya? Taufik Ismail menunjukkan data lima belas negara di dunia ini, hanya SMA di Indonesia yang tidak memiliki kewajiban untuk membaca buku. Sementara empat belas negara lain, seperti SMA di Thailand, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Sovyet Rusia, Kanada, Jepang, Swiss, Jerman Barat, Perancis, Belanda, Amerika Serikat, Hindia Belanda A, dan Hindia Belanda B, semua telah mewajibkan para siswanya untuk membaca buku, antar 5 (lima) sampai degan 32 judul buku. SMA di Thailand memiliki kewajiban untuk membaca 5 (lima) judul buku, dan SMA di Amerika mewajibkan siswa SMA untuk membaca 32 judul buku.

Menyadari kondisi memprihatinkan tersebut tersebut di atas, maka Satria Dharma telah mengadaan program "Gerakan Literasi Sekolah" dan "Gerakan Indonesia Membaca." "Program Gerakan Indonesia Mengajar" ketika itu pun sempat ditawarkan kepada Anies Baswedan ketika sedang menginisiasi program "Indonesia Mengajar". Tampaknya, Anies Baswedan lebih tertarik dengan program "Indonesia Mengajar" ketimbang dengan program "Indonesia membaca". Itulah sebabnya, maka sampai saat ini program "Pembangunan Budaya Literasi" tidak pernah menjadi perhatian Pemerintah, sejak dahulu sampai dengan saat ini.

Faktor Penyebab Terjadinya Tragedi Nol Buku

Menurut analisis Taufik Ismail, tragedi Nol Buku tersebut karena beberapa faktor penyebab sebsgai beberapa sebab sebagi berikut. Pertama, tidak disebutkan dalam kurikulum. Kedua, buku itu hanya dibaca cuma ringkasannya. Ketiga, sisa tidak menulis mengenainya. Keempat tidak ada di perpustakaan sekolah. Dan, kelima tidak diujikan.

Menurut Taufik Ismail, tragedi Nol Buku tersebut ternyata sudah berlangsung cukup lama, yakni sejak pada awal tahun 1950. Bahkan pada saat itu, tragedi tersebut pernah ditunjukkan langsung kepada Menteri Wardiman Djojonegoro (1977). "Sudah demikian burukkah keadaannya?" tanya Menteri Wardiman setengah tidak percaya. "Ya," jawab Asrul Sani. Sampai dewasa ini (2014), tragedi tersebut dapat dikatakan tidak pernah dapat diatasi. Ironinya, di negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia ini, budaya membaca masih menjadi masalah yang besar di negeri ini, padahal perintah membaca telah diturunkan menjadi pembuka kitab kauliah kita (kitab suci Al-Quran) yang menjadi panduan kehidupan umat.

Dampak Negatif Tragedi Nol Buku

Dalam buku The Rise of Literacy buah pena Satria Dharma telah menunjukkan beberapa bukti tentang dampat negatif dari Tragedi Nol Buku tersebut. Pada tahun 1998, vincent Greannary yang dikutip oleh PBB dalam Laporan Pendidikan "Education in Indonesia, From Crisis to Recovery" telah membuka mata kita bahwa kemampuan membaa siswa kelas VI SD di Indonesia hanya 51,7, jauh dibandingkan dengan Hongkong (75,6), Singapura (74,0), dan bahkan masih jauh dari Thailand (74,0), Thailand (65,1), dan Filipina (52,6).

Pada tahun 2003, Laporan UNDP tentang posisi Human Development Index (HDI) Indonesia yang berada pada urutab 112 dibandingkan dengan 174 negara. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam (109). Pada tahun 2010, Indonesia berada di peringkat 108 dari 152 negara. Pada tahun 2011 HDI Indonesi berada pada urutan 124. Hal ini membuat posisi Indonesia terpuruk di peringkat terbawah di ASEAN, yakni urutan 26, yang diikuti oleh Brunai (33), Malaysia (61), Thailand (103) dan Filipina (112).

Hasil penelitian PISA pun telah menempatkan siswa Indonesia pada posisi 48 dari 56 negara di dunia pada tahun 2006 dengan skor rata-rata 393. Minat baca yang rendah inipun terulang pada tahun 2009, yang menempatkan posisi siswa Indonesia pada nomor 57 dari 65 negara di dunia, dengan skor rata-rata 402, sementara rerata skor internasional 500. Hasil uji tes PISA yang dilakukan pada tahun 2012 ternyat juga masih lebi buruk lagi, yang menempatkan posisi siswa Indonesia 64 dari 65 negara di dunia. Padahal negara Vietnam justru masuk pada posisi 20 besar. Sementara Indonesia menduduki kemampuan membaca siswa pada posisi 57 dari 65 negara di dunia, dengan skor rerata 396 sedangkan skor rerata internasioonal 496.

Dampak pengiring karena rendahnya Reading Literacy tersebut jauh-jauh hari telah diingatkan oleh Prof. Iwan Pranto dari ITB, yang menyampaikan baahwa 70% anak-anak Indonesia akan menghadapi kesulitan hidup pada abad XXI. Bahkan, ancaman itu sudah benar-benar nyata dihadapi oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berjumlah 6,5 juta yang tersebar di 142 negara. Para TKI ini berasal dari 392 kabupaten/kota di Indonesia. Mereka hanya akan mengisi posisi sebagai tenaga kerja kasar dengan gaji rendah yang tidak memerlukan kemampuan membaca. Kemampuan Tenaga Kerja Indonesia akhirnya hanya akan menjadi bangsa kuli sebagaimana yang pernah disampaikan oleh The Founding Father negeri ini.

Kampanye Literasi

Siapa yang harus bertanggung jawab untuk melakukan kampanye literasi ini? Konsep turun tangan dari Anies Baswedan dapat diterapkan. Sebagai dosen di Universitas Tama Jagakarsa, saya mencoba melakukan kampanye literasi kepada para mahasiswa. Saya membawa puluhan buku saya sendiri ketika mengajar di kelas Bahasa Inggris dengan judul-judul buku yang menarik. Kebetulan pada hari Jum'at lalu, saya memborong buku di Gramedia tentang kecerdasan ganda, dan beberapa buku tentang pendidikan. Saya mengikutsertakan para mahasiswa untuk ikut menjelaskan. Saya membuat ucapan untuk menjelaskan buku-buku yang akan saya jelaskan secara singkat isinya sebagai berikut:


CAMPAIGN OF LITERACY


COME HERE, COME HERE .......................................

COME/AND LOOK AT/ THESE IMPORTANT BOOKS ................................................

HERE ARE BOOKS THAT YOU CAN READ FOR YOUR LIFE......................................

DO YOU LIKE READING????????????? DO YOU LIKE WRITING??????

READING AND WRITING ARE LIKE BROTHERS AND SISTERS ...........

DO YOU WANT TO BE A SMART PEOPLE???????

DO YOU WANT TO BE AN INTELLIGENCE PEOPLE????

DO YOU WANT TO BE A SUCCESSFUL PEOPLE?????

PLEASE, COME AND LOOK AT THESE BOOKS


COME HERE, PLEASE LOOK AT THESE BOOKS.

BOOKS ARE ABOUT EDUCATION............................

BOOKS ARE ABOUT THE PROBLEMS OF OUR TEENAGERS ..............

BOOKS ARE ABOUT OUR CHILDREN ..................

BOOKS ARE ABOUT THE MULTIPLE INTELLIGENCES?

EDUCATION IS NOT A PREPARATION OF LIFE, BUT IT 'S LIFE ITSELF

AND YOU CAN BUY ALL BOOKS IN SO MANY BOOK SHOPS.

YEEEEEEEE, THIS IS A CAMPAIGN OF LETERACY

OOOO LALAAAAAA, THIS IS A CAMPAIGN OF READING AND WRITING

WE ARE THE STUDENTS OF THE FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION, UNIVERSITY OF TAMA JAGAKARSA.


Hasilnya? All beginning is difficult. Setiap permulaan itu sulit. Ternyata, para mahasiswa sangat antusias untuk melakukan kegiatan ini. Mereka berkeinginan kuat untuk sambil memperlancar penerapan Bahasa Inggris. Banyak mahasiswa yang mengira kita menjual buku. Mereka membuka-buka buku yang menarik. Banyak yang tertarik untuk membeli. Ini sebenarnya menjadi peluang bisnis bagi siapa saja untuk memperluas penjualan buku. Para mahasiswa sebenarnya mau membaca buku. Namun perlu digalakkan dengan kampanye literasi. Memang perlu contoh nyata dari dosennya dan dari orang-orang di sekitarnya. Setelah melihat buku, mereka mau membacanya, karena tidak kenal tidak cinta.

*) www.suparlan.com; e-mail: me@suparlan.com


Salam
Satria Dharma
http://satriadharma.com/

------------------------------------

------------------------------------

---------- http://groups.yahoo.com/group/cfbe ----------
Arsip Milis: http://groups.yahoo.com/group/cfbe/messages
Website: http://www.cbe.or.id

Hanya menerima daily digest: cfbe-digest@yahoogroups.com
Tidak menerima email: cfbe-nomail@yahoogroups.com
Kembali ke normal: cfbe-normal@yahoogroups.com
Berhenti berlangganan: cfbe-unsubscribe@yahoogroups.com
----------------- cfbe@yahoogroups.com -----------------
------------------------------------

Yahoo Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/cfbe/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/cfbe/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
cfbe-digest@yahoogroups.com
cfbe-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
cfbe-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo Groups is subject to:
https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kumpulan Milis Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger