Sertifikasi Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Berkelanjutan atau ISPO disiapkan menyasar petani mandiri yang mengelola 44 persen lahan kelapa sawit di Indonesia. Langkah itu untuk memastikan budidaya di tingkat petani menerapkan praktik-praktik perkebunan ramah lingkungan demi keberlanjutan usaha.
Hal itu mengemuka dalam Workshop Nasional Roadmap Pekebun Sawit Mandiri Berkelanjutan, Senin (10/11), di Jakarta, yang diadakan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) dan Greenpeace Indonesia. Turut hadir Direktur Tanaman Tahunan Kementerian Pertanian Herdrajat Natawidjaja, Alfat Agus Salim (Wilmar), Revrisond Baswir (ekonom UGM), dan Sutoro Eko (ahli desa).
Koordinator SPKS Mansuetus Darto mengatakan, petani siap mengikuti program dengan catatan. "Sejauh ini kondisi ISPO itu 'lain gatal, lain garuk'. Kebutuhan petani tak dijawab pemerintah dalam regulasi," katanya. Penyusunan ISPO tak libatkan petani/organisasi petani.
Pelaksanaan ISPO didasarkan pada kepatuhan/terpenuhinya seluruh perizinan/peraturan dan praktik budidaya kelapa sawit berkelanjutan. Beberapa syarat itu, perusahaan mendapat ISPO jika memenuhi persyaratan perizinan, manajemen perkebunan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, tanggung jawab terhadap pekerja, tanggung jawab sosial, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Dari sisi kepatuhan pada regulasi, kata Mansuetus, ada peraturan bertentangan dengan semangat meningkatkan kesejahteraan petani. Misalnya, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33 Tahun 2006 tentang Program Revitalisasi Perkebunan. Di lapangan, permentan itu ditolak petani karena membuat petani plasma jadi buruh perusahaan.
Herdrajat mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan mekanisme pelaksanaan ISPO bagi para petani mandiri. Pihaknya juga sedang mendata jumlah dan detail aktivitas budidaya mereka.
Pada prinsipnya, kata dia, persyaratan ISPO pada petani swadaya ataupun petani berbeda prinsip dan kriteria dengan persyaratan pada korporasi. Saat ini sertifikasi ISPO bagi korporasi menyasar 64 perusahaan dan 15 perusahaan dalam pembahasan.
Petani swadaya mengelola lahan 3,5 juta hektar, sedangkan petani plasma 900.000 ha. Produktivitas perkebunan rakyat 3,2 ton minyak sawit mentah (CPO) per hektar per tahun. Perkebunan rakyat 44 persen total 10 juta ha kebun kelapa sawit yang terdata di Kementerian Pertanian.
Sementara 49 persen atau 4,9 juta ha dikelola perusahaan swasta dengan produktivitas 4,7 ton CPO per ha per tahun. Sebagian lagi, 7 persen atau 687.000 ha, dikelola perkebunan besar negara dengan produktivitas 4,1 ton CPO per ha per tahun. (ICH)
Sumber: Kompas | 11 November 2014
Sekretariat Nasional SPKS
(Serikat Petani Kelapa Sawit).
Alamat : Perumahan Sinbad Green Residence Jalan Bubulak Blok B1 No 11 Bogor Jawa Barat
www.spks.or.id
------------------------------------
------------------------------------
===== Petunjuk Milis Lingkungan ===========
Gunakan bahasa yang sopan dan bersikap dewasa
Berlangganan: lingkungan-subscribe@yahoogroups.com
Berhenti : lingkungan-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Lingkungan tidak menerima segala bentuk ATTACHMENT, bila ada
yang akan kirim ATTACH harap di-COPY & PASTE di BADAN EMAIL.
===== Motto:Lestari dan berseri Indonesiaku ======
Arsip berita-berita lingkungan di Indonesia :
http://groups.yahoo.com/group/berita-lingkungan/
Berlangganan : berita-lingkungan-subscribe@yahoogroups.com
------------------------------------
Yahoo Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/lingkungan/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/lingkungan/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
lingkungan-digest@yahoogroups.com
lingkungan-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
lingkungan-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo Groups is subject to:
https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/
0 komentar:
Posting Komentar